Senin, 15 September 2025

Deitas di Atas Segalanya: Menjelajahi Konsep Ketuhanan dalam Semesta Komik sebagai Cermin Spiritualitas Kontemporer

 


Prolegomena: Mengapa Komik adalah Mitologi Kita Saat Ini?

Dalam masyarakat kontemporer, narasi populer yang disampaikan melalui film, serial televisi, dan, khususnya, komik, telah mengambil peran yang secara historis dipegang oleh mitologi. Menurut para ahli, mitos adalah "pola imajinatif" dan "jaringan simbol kuat" yang membantu manusia menafsirkan dunia dan mewariskan pelajaran moral dari generasi ke generasi.1 Di era modern, komik berfungsi sebagai wadah untuk arketipe kuno ini, mengemasnya kembali untuk audiens global. Struktur naratif abadi seperti "Perjalanan Pahlawan" (The Hero's Journey) berulang kali muncul, membimbing karakter—dan pembaca—melalui tantangan yang mencerminkan perjuangan eksistensial manusia.2

Lebih dari sekadar hiburan, narasi-narasi ini memberikan fondasi yang akrab namun transformatif bagi pembaca untuk memahami dunia modern.1 Komik menyediakan ruang aman untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan filosofis yang rumit, termasuk peran ketuhanan, tanpa terikat pada dogma atau institusi yang kaku. Dengan menyajikan pahlawan super sebagai figur-figur yang mewujudkan nilai-nilai kebaikan, pengorbanan, dan keadilan, komik mengisi kekosongan spiritual yang dirasakan di era pasca-sekuler, di mana keyakinan sering kali menjadi masalah yang sangat personal dan individual.3 Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana masyarakat kontemporer memproses konsep ketuhanan, kita harus melihat narasi yang mereka konsumsi. Analisis ini akan membedah bagaimana komik, sebagai mitologi modern kita, menggambarkan entitas-entitas ilahi dan bagaimana representasi ini mencerminkan dinamika spiritual dan sosiologis di dunia nyata.

 

Anatomi Ketuhanan Fiksi: Sebuah Studi Perbandingan Lintas Budaya

Konsep ketuhanan dalam dunia komik bervariasi secara signifikan antara tradisi komik Amerika dan Jepang, masing-masing menawarkan model yang berbeda dari entitas ilahi tertinggi. Perbedaan-perbedaan ini tidak hanya mencerminkan gaya bercerita yang unik, tetapi juga pandangan filosofis yang berbeda tentang hubungan antara pencipta dan ciptaan.

 

Arsitek Multiverse Amerika: The One-Above-All dan The Presence

Di antara jajaran dewa dan makhluk kosmik yang tak terhitung jumlahnya di Marvel dan DC, terdapat entitas-entitas tertinggi yang melampaui semuanya: The One-Above-All (TOAA) dan The Presence. Kedua entitas ini memiliki atribut yang konsisten dengan konsep teologis monoteistik dunia nyata: kemahakuasaan (omnipotence), kemahatahuan (omniscience), dan kemahakehadiran (omnipresence).4 Mereka adalah pencipta yang ada di luar ruang dan waktu, dan kekuatan mereka tak terbatas, mampu menciptakan atau menghancurkan seluruh realitas dengan mudah. The One-Above-All, misalnya, dianggap sebagai "Versi Tuhan" Marvel yang melampaui entitas kosmik seperti Eternity dan Infinity, dan The Presence adalah "Makhluk Tertinggi" yang bertanggung jawab atas penciptaan dan tata kelola DC Multiverse.5

Namun, peran mereka dalam narasi komik sangatlah unik dan mendalam. Alih-alih bertindak sebagai dewa yang terus-menerus disembah, mereka sering kali berperan sebagai pengamat pasif atau bahkan figur-figur yang jarang terlihat. Analisis mendalam mengungkapkan bahwa peran mereka jauh melampaui deitas fiksi biasa; mereka adalah perwujudan meta-naratif dari pencipta komik itu sendiri. The One-Above-All telah muncul di hadapan karakter seperti Fantastic Four dan Peter Parker, tetapi dalam salah satu penampakannya, ia mengambil wujud pencipta komik Marvel di dunia nyata, Jack Kirby.4 Hal serupa terjadi di DC, di mana The Presence dan The Source sering diidentifikasi sebagai manifestasi dari penulis dan seniman yang menciptakan semesta itu, seperti Jack Kirby atau Grant Morrison.9

Fenomena ini—di mana karakter fiksi berinteraksi dengan pencipta mereka—dikenal sebagai "meta-naratif" atau "kesadaran kepenulisan" (authorial awareness).12 Dengan menyisipkan diri mereka ke dalam cerita sebagai "Tuhan" dari dunia fiksi, para pencipta ini memberikan penjelasan yang elegan dan introspektif untuk masalah filosofis abadi yang dikenal sebagai theodicy.9

Theodicy adalah pertanyaan tentang bagaimana mengkompromikan eksistensi Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha Baik dengan adanya kejahatan dan penderitaan di dunia. Dalam komik, jawabannya menjadi jelas: pencipta tidak mengintervensi secara langsung karena intervensi akan merusak narasi dan meniadakan agensi karakter. Penderitaan dan kehendak bebas karakterlah yang membuat cerita menjadi bermakna dan berharga. Dengan kata lain, komik menawarkan "solusi" modern untuk theodicy: penderitaan bukanlah kesalahan dari pencipta yang pasif, melainkan bagian yang diperlukan dari "kisah" yang memungkinkan pertumbuhan moral dan kebebasan.

 

Deitas dalam Manga dan Anime Jepang: Dari Kami hingga Raja Segalanya

Representasi ketuhanan dalam manga Jepang sering kali menampilkan perspektif yang lebih cair dan tidak terduga, berbeda dari tradisi komik Amerika yang berpusat pada satu deitas tertinggi. Konsep ini berakar pada mitologi Jepang yang lebih tua, di mana dewa (kami) tidak selalu mahakuasa atau mahatahu.14 Batas antara dewa yang baik dan roh yang nakal (yōkai) seringkali kabur, dan sebuah entitas bahkan dapat berubah dari dewa menjadi yōkai dan sebaliknya.16

Dalam manga dan anime modern, pandangan ini termanifestasi dalam figur-figur yang menunjukkan kekuatan tak terbatas namun memiliki karakter yang sangat tidak terduga. Contoh paling mencolok adalah Zeno dari seri Dragon Ball Super. Meskipun ia adalah "Raja dari 12 Alam Semesta" dan mampu menghapus seluruh realitas dengan lambaian tangan, Zeno digambarkan dengan kepribadian yang kekanak-kanakan dan tidak bertanggung jawab.17 Ia menghancurkan enam alam semesta di masa lalu hanya karena marah atau bosan. Zeno bukanlah sosok yang bijaksana atau penuh kasih; ia adalah kekuatan absolut yang bertindak secara sewenang-wenang dan dangkal, dengan motif yang tidak dapat dipahami oleh makhluk yang lebih rendah darinya.

Fenomena yang lebih halus dan unik terlihat pada karakter seperti Haruhi Suzumiya. Haruhi tidak menyadari bahwa ia memiliki kekuatan seperti dewa untuk mengubah, menghancurkan, dan membentuk kembali realitas hanya dengan keinginannya.19 Entitas yang lebih kuat dari alien dan penjelajah waktu bekerja di balik layar hanya untuk memastikan Haruhi tetap bahagia, mencegahnya menghancurkan alam semesta karena ketidakbahagiaan.21

Kedua kasus ini menyajikan konsep "ketuhanan yang acak dan tak acuh." Tidak seperti pendekatan Amerika yang mengeksplorasi alasan filosofis di balik non-intervensi, manga Jepang terkadang menyajikan deitas yang pasif atau non-intervensi karena alasan yang dangkal: karena mereka kekanak-kanakan atau bahkan tidak sadar akan kekuatan mereka. Representasi ini mencerminkan kecemasan eksistensial modern: bahwa alam semesta mungkin tidak memiliki rencana agung atau tujuan ilahi. Keberadaan manusia bisa jadi hanyalah hasil sampingan dari keisengan, kebosanan, atau ketidaksadaran entitas yang tak terbayangkan kuatnya. Ini mencerminkan pandangan nihilistik atau absurditas, di mana makna harus diciptakan oleh manusia sendiri, terlepas dari keberadaan entitas ilahi yang acuh tak acuh.

 

Tabel Perbandingan 1: Atribut Entitas Ilahi Tertinggi Fiksi

 

 

Atribut Utama

The One-Above-All (Marvel)

The Presence (DC)

Zeno (Dragon Ball Super)

Haruhi Suzumiya (The Melancholy of Haruhi Suzumiya)

Kemahakuasaan

Absolut, tak terbatas.

Absolut, tak terbatas.

Absolut, mampu menghapus alam semesta.

Absolut, secara tidak sadar mampu mengubah realitas.

Kemahatahuan

Ya, melihat dan mengetahui segalanya.

Ya, mengetahui rencana dan jalan setiap ciptaan.

Mungkin, tetapi bertindak berdasarkan kehendak.

Tidak, sama sekali tidak menyadari kekuatannya.

Kemahakehadiran

Mampu hadir di mana pun.

Mampu hadir di mana pun.

Tidak secara eksplisit, tetapi kekuasaannya mencakup seluruh realitas.

Tidak secara eksplisit, tetapi kekuatannya memengaruhi seluruh realitas.

Peran Naratif

Arsitek dan Pengamat Utama.

Arsitek dan Pengamat Utama.

Penguasa tertinggi yang kekanak-kanakan.

Katalis yang tidak menyadari, sumber kekuatan bagi alam semesta.

Representasi Visual

Seringkali tidak terlihat, atau muncul sebagai pria tua, gelandangan, atau seniman komik.

Seringkali tidak terlihat, atau muncul sebagai cahaya, tangan, atau pria tua.

Berwujud anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna pink.

Gadis remaja biasa.

Intervensi

Minimal, membiarkan alur cerita berkembang.

Minimal, membiarkan ciptaan membuat pilihan.

Arbitrer, didorong oleh emosi atau kebosanan.

Secara tidak sadar, tidak disengaja.

Hubungan dengan Pencipta

Metafora langsung untuk Jack Kirby dan Stan Lee.4

Terkadang menjadi metafora untuk Jack Kirby atau Grant Morrison.9

Tidak ada.

Tidak ada.

 

Integrasi Ilahi: Menenun Ketuhanan ke dalam Alur Cerita Non-Teologis

Komik menunjukkan bahwa konsep ketuhanan tidak harus menjadi tema sentral untuk menjadi signifikan. Seringkali, "ketuhanan" dimasukkan ke dalam narasi sebagai elemen fungsional dari world-building, memberikan penjelasan kosmik untuk keberadaan dan kekuatan karakter.

 

Ketuhanan sebagai Fondasi Kosmologi

Di Marvel, Celestials digambarkan sebagai makhluk kosmik kuno dan perkasa yang melakukan eksperimen genetik pada berbagai spesies di seluruh alam semesta, termasuk di Bumi.22 Mereka tidak disembah dalam pengertian tradisional, tetapi keberadaan mereka adalah fondasi dari seluruh mitologi Marvel. DNA yang mereka tanamkan ke dalam hominid purba adalah asal mula kemampuan manusia super, termasuk kekuatan mutan. Demikian pula, di DC, konsep "Godwave" menjelaskan bagaimana energi dari konflik ilahi di masa lalu menyebar ke seluruh alam semesta, menabur benih untuk berbagai pantheon dewa dan karakter super.23

Penggunaan konsep "ketuhanan" ini sangatlah fungsional. Celestials, misalnya, bukanlah entitas yang peduli dengan moralitas atau doa, melainkan dengan hasil dari eksperimen mereka. Ini mencerminkan pandangan filosofis yang dikenal sebagai deisme.24 Deisme berpendapat bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dan hukum-hukumnya, tetapi kemudian menarik diri, membiarkan alam semesta berjalan sendiri. Dengan cara ini, komik menggunakan gagasan tentang deitas sebagai "arsitek" mekanis, bukan spiritual. Mereka menyediakan penjelasan berbasis sains-fiksi untuk kekuatan yang tampaknya tidak mungkin, mencerminkan pergeseran masyarakat modern dari penjelasan supernatural menjadi rasional.

 

Dilema Intervensi dan Kehendak Bebas

Sementara The One-Above-All dan The Presence secara filosofis memilih untuk tidak campur tangan, beberapa komik mengeksplorasi gagasan intervensi ilahi dari sudut pandang yang lebih kritis. Salah satu contoh paling menarik ditemukan dalam manhwa Korea, Omniscient Reader's Viewpoint. Di sini, entitas setingkat dewa yang dikenal sebagai "Constellations" mengamati dunia, yang telah diubah menjadi permainan hidup atau mati, sebagai bentuk hiburan.25 Mereka dapat "mensponsori" karakter favorit mereka, memberikan kemampuan dan bantuan layaknya seorang penonton yang menyumbangkan hadiah di platform live stream.25

Konsep ini adalah alegori yang sangat tajam untuk tren sosiologis dalam masyarakat modern: komodifikasi dan materialisasi agama. Menurut para ahli, masyarakat kontemporer cenderung "mematerialisasikan" dan mengkomodifikasi ketuhanan, mengubahnya menjadi sebuah institusi formal atau bahkan produk yang dapat dikonsumsi.26 Dalam Omniscient Reader's Viewpoint, para Constellations tidak peduli dengan penderitaan manusia kecuali penderitaan itu dapat memberikan hiburan yang layak untuk dipertukarkan dengan "koin." Ini adalah cerminan sinis dari bagaimana spiritualitas dapat diubah menjadi produk yang dapat dikonsumsi, di mana manusia menjadi "penghibur" dalam sebuah permainan yang diatur oleh dewa-dewa yang tidak berempati, sebanding dengan bagaimana orang di era digital mencari validasi dari audiens yang jauh.

 

Cermin Masyarakat: Relevansi Konsep Komik dengan Kehidupan Kontemporer

Representasi ketuhanan yang bervariasi dalam komik tidak hanya berfungsi sebagai alat naratif yang unik, tetapi juga sebagai cermin yang kuat yang mencerminkan pergeseran sosiologis dan spiritual dalam masyarakat modern.

 

Spiritualitas Pasca-Sekuler: Dari Institusi ke Individualisme

Sosiolog telah mengamati transisi dari agama yang terinstitusionalisasi ke spiritualitas yang lebih personal dan individualistik.3 Spiritualitas kontemporer sering kali dicirikan sebagai "lebih pribadi, tidak terlalu dogmatis, dan lebih pluralistik," memungkinkan individu untuk menemukan makna dan tujuan hidup di luar struktur agama tradisional.3

Konsep "Tuhan" di komik, yang seringkali personal dan tidak terinstitusionalisasi, secara sempurna mencerminkan pergeseran ini. The One-Above-All yang muncul sebagai gelandangan yang bijak di hadapan Peter Parker adalah contoh yang kuat.4 Ia bukanlah figur yang disembah di kuil, melainkan sosok yang memberikan bimbingan spiritual secara pribadi. Hal ini memungkinkan audiens untuk terhubung dengan gagasan keilahian pada tingkat yang personal, tidak terikat pada dogma. Dalam masyarakat pasca-sekuler, di mana pertanyaan tentang theodicy dan makna hidup tidak lagi dijawab oleh institusi, narasi komik dan pahlawan supernya menawarkan jalur alternatif untuk eksplorasi spiritual. Pahlawan super, dengan kiasan religius mereka (seperti Superman yang sering dibandingkan dengan sosok Musa 2), berfungsi sebagai perantara moral baru. Mereka mewujudkan nilai-nilai keadilan dan pengorbanan yang secara historis terkait dengan figur ilahi, menginspirasi audiens tanpa membebankan dogma, dan mengisi peran "ketuhanan" dalam masyarakat yang mencari bimbingan di luar struktur tradisional.

 

Tabel Perbandingan 2: Kesamaan Fiksi dan Realitas: Ketuhanan dalam Komik vs. Masyarakat

 

 

Konsep Fiksi dalam Komik

Paralel dalam Masyarakat Kontemporer

Contoh Fiksi & Realitas

Pencipta sebagai Meta-Narasi Tuhan

Masalah Theodicy dan Eksistensialisme

Dalam komik, The One-Above-All dan The Presence secara metaforis adalah pencipta yang tidak mengintervensi untuk memungkinkan kehendak bebas karakter, mencerminkan dilema teologis tentang penderitaan dan kehendak bebas manusia.4

Non-Intervensi Ilahi

Deisme dan Pencerahan Sains

Entitas fungsional seperti Celestials yang mengawasi eksperimen genetik tanpa intervensi moral mencerminkan pandangan deistik di mana Tuhan menciptakan alam semesta dan membiarkannya berjalan sendiri menurut hukumnya.22

Keilahian sebagai Tontonan (Spectacle)

Komodifikasi dan Materialisasi Agama

Konsep "Constellations" dalam Omniscient Reader's Viewpoint yang mengamati dan mensponsori karakter untuk hiburan mencerminkan kritik terhadap komodifikasi spiritualitas dan agama sebagai produk yang dapat dikonsumsi.25

Ketuhanan yang Acak/Indiferen

Nihilisme dan Absurditas Modern

Zeno dan Haruhi, dengan kekuatan mereka yang tak terukur dan tindakan yang sewenang-wenang, mewujudkan kecemasan bahwa alam semesta mungkin tidak memiliki tujuan yang lebih besar, mencerminkan pandangan nihilistik di mana manusia harus menciptakan makna mereka sendiri.17

Spritualitas Pahlawan

Spiritualitas Pasca-Sekuler dan Individualisme

Kisah-kisah pahlawan super yang menemukan kekuatan dari dalam diri dan menginspirasi orang lain secara personal mencerminkan pergeseran dari agama yang terorganisir ke spiritualitas yang lebih pribadi, di mana individu mencari bimbingan dan makna di luar dogma institusi.2

 

Epilog: Wawasan dari Balik Panel Komik

Analisis ini menunjukkan bahwa komik lebih dari sekadar "buku cerita bergambar" untuk anak-anak. Melalui representasi ketuhanan yang kreatif dan tidak konvensional—dari dewa meta-naratif yang merefleksikan theodicy, hingga deitas yang kekanak-kanakan atau pasif, dan hingga entitas kosmik yang berfungsi sebagai mekanisme plot—komik berfungsi sebagai ruang intelektual yang aman untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang keberadaan, moralitas, dan makna hidup yang dihadapi masyarakat modern.

Komik memberikan "cerita-cerita yang bermakna," bahkan ketika bersifat fiksi, yang secara tidak sengaja menjadi mitologi modern kita.28 Dengan memahami bagaimana konsep-konsep ini dicerminkan dalam alur cerita, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang psikologi kolektif, pergeseran sosiologis, dan pencarian makna yang terus-menerus di era kita. Ini bukan hanya sebuah laporan tentang komik; ini adalah sebuah laporan tentang bagaimana fiksi mencerminkan dan membantu kita memahami pencarian spiritualitas yang kaya dan kompleks di abad ke-21.

Karya yang dikutip

1.     The mythological perspective of modern media: Cross-cultural ..., diakses September 16, 2025, https://commons.lib.jmu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1543&context=honors201019

2.     Spiritual Lessons from Pop Culture - Universal Life Church, diakses September 16, 2025, https://www.ulc.org/ulc-blog/spiritual-lessons-from-pop-culture

3.     BAB II KAJIAN TEORI A. Spiritualitas 1. Definisi Spiritualitas Menurut Adler, manusia adalah makhluk yang sadar, yang berarti ba - etheses UIN, diakses September 16, 2025, http://etheses.uin-malang.ac.id/772/6/07410003%20Bab%202.pdf

4.     Is The One Above All The Strongest Marvel Character?, diakses September 16, 2025, https://www.fortressofsolitude.co.za/who-is-the-one-above-all/

5.     Unveiling the Mysterious 'The Presence' in DC Comics: A Fan's Epic Journey, diakses September 16, 2025, https://statustest.amherst.edu/dc-comics-the-presence

6.     Presence (DC Comics) - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Presence_(DC_Comics)

7.     www.fortressofsolitude.co.za, diakses September 16, 2025, https://www.fortressofsolitude.co.za/who-is-the-one-above-all/#:~:text=But%2C%20in%20the%20Marvel%20Comics,entities%20like%20Eternity%20and%20Infinity.

8.     Jack Kirby - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Jack_Kirby

9.     What are The Presence's abilities in DC comics? Does he have any weaknesses or flaws that could be exploited by other beings (either divine or mortal)? - Quora, diakses September 16, 2025, https://www.quora.com/What-are-The-Presences-abilities-in-DC-comics-Does-he-have-any-weaknesses-or-flaws-that-could-be-exploited-by-other-beings-either-divine-or-mortal

10.  [DC Comics] Is The Presence (God) the God of all universes in the ..., diakses September 16, 2025, https://www.reddit.com/r/AskScienceFiction/comments/v865h7/dc_comics_is_the_presence_god_the_god_of_all/

11.  Who is more powerful: The Presence (DC) or The Writer (DC)? - Quora, diakses September 16, 2025, https://www.quora.com/Who-is-more-powerful-The-Presence-DC-or-The-Writer-DC

12.  Superhero Comics and the Meta-Narrative – Mikayla J. Laird, diakses September 16, 2025, https://mikaylajlaird.wordpress.com/2023/06/08/superhero-comics-and-the-meta-narrative/

13.  Sociology of religion - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Sociology_of_religion

14.  Kami - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Kami

15.  Shinto - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Shinto

16.  Yōkai - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Y%C5%8Dkai

17.  Zeno Analysis | DragonBallZ Amino, diakses September 16, 2025, https://aminoapps.com/c/dragonballz/page/blog/zeno-analysis/QKmT_XuloY3pl8J0qEj25qXZQjvz7Jd

18.  gamerant.com, diakses September 16, 2025, https://gamerant.com/dragon-ball-super-how-strong-is-zeno/#:~:text=The%20Grand%20Zeno%20may%20not,obvious%20special%20ability%20is%20immortality.

19.  [Haruhi Suzumiya] Why has nobody tried to take away Haruhi's powers? - Reddit, diakses September 16, 2025, https://www.reddit.com/r/AskScienceFiction/comments/o7dt12/haruhi_suzumiya_why_has_nobody_tried_to_take_away/

20.  Haruhi Suzumiya (character) - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Haruhi_Suzumiya_(character)

21.  Haruhi Suzumiya - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Haruhi_Suzumiya

22.  Celestial (comics) - Wikipedia, diakses September 16, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Celestial_(comics)

23.  The Worlds of the Gods in the DC Universe Explained (plus my idea for how to tie in Norse Mythology as the First and Second Worlds) : r/DCcomics - Reddit, diakses September 16, 2025, https://www.reddit.com/r/DCcomics/comments/103vw05/the_worlds_of_the_gods_in_the_dc_universe/

24.  Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan, diakses September 16, 2025, https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDU422102-M1.pdf

25.  Best Isekai Manhwa With Gods & Goddesses - Game Rant, diakses September 16, 2025, https://gamerant.com/best-isekai-manhwa-gods-goddesses/

26.  EKSISTENSI TUHAN DAN AGAMA DALAM ... - ResearchGate, diakses September 16, 2025, https://www.researchgate.net/publication/316970008_EKSISTENSI_TUHAN_DAN_AGAMA_DALAM_PERSPEKTIF_MASYARAKAT_KONTEMPORER/fulltext/591b1a69aca272bf75c7999f/EKSISTENSI-TUHAN-DAN-AGAMA-DALAM-PERSPEKTIF-MASYARAKAT-KONTEMPORER.pdf

27.  The New Sociology of Religion - MDPI, diakses September 16, 2025, https://www.mdpi.com/2673-8392/1/3/63

28. Popular Culture as Mythology - YouTube, diakses September 16, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=U7MIJMAfmhc

0 comments:

Posting Komentar